TUGAS SOFTSKILL
TEKNIK PERAWATAN MESIN
Disusun Oleh :
Nama
: Septian Firly Khadafi
NPM
:
26415479
Kelas :
3IC08
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018
PERAN
PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA MESIN DALAM SUATU INDUSTRI
1.1. Pengertian Perawatan
Pengertian Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara
sengaja dan
sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi
yang dapat diterima dan diinginkan.
Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu
adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan
hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan
yang dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu
dalam keadaan siap pakai.
1.2. Peran Perawatan dan Perbaikan dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
A.
Peran
perawatan dalam suatu perusahaan industri :
1.
Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalamkeadaan
siap pakai secara optimal.
2.
Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembalimodal yang
telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yangbesar.
B.
Siapa
yang berkepentingan dengan bagian perawatan? :
1.
Penanam modal (investor).
2.
Manager.
3.
Karyawan perusahaan yang bersangkutan.
C.
Bagi
investor perawatan penting karena:
1.
Dapat melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik yang berupabangunan
gedung maupun peralatan produksi.
2.
Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan berumurpanjang.
3.
Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.
4.
Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
5.
Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan mengembangkan data-data operasi yang
berguna untuk membantu menentukan anggaran biayadimasa yang akan datang.
D.
Bagi
para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu
:
1.
Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.
2.
Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan.
3.
Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.
4.
Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.
5.
Memelihara instalasi secara aman.
6.
Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
7.
Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material.
8.
Memperbaiki komunikasi teknik.
9.
Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang.
10.
Mengukur hasil kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakanyang
akan datang.
1.3.
Klasifikasi dan Jenis Perawatan
A. Pemeliharaan
Terencana (Scheduled Maintenance)
Pemeliharaan Terencana adalah
pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan,
pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yng telah ditentukan
Pemeliharaan
Terencana terdiri dari Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
, Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
dan Predictive Maintenance.
§ Preventive
Maintenance
Preventive
Maintenance (PM) adalah deteksi dan tindakan secara cepat pada ketidaknormalan
peralatan sebelum mengakibatkan kerusakan atau kerugian. Dua aktivitas dasar
pada PM adalah:
1. Pengecekan berkala
pada peralatan.
2. Perbaikan secara
terencana pada kerusakan
Preventive Maintenance adalah setiap
kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap alat/komponen berjalan sesuai
dengan kondisi yang diharapkan, melalui pemeriksaan, deteksi dan pencegahan
kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown). Lalu mengapa semua peralatan
(mesin) tidak dijalankan atau dioperasikan saja sampai rusak ? kemudian baru
diperbaiki. Jawabnya adalah bahwa kerusakan itu dapat terjadi kapan saja
(unpredictable) bisa saja terjadi pada waktu yang sangat tidak menguntungkan,
mungkin juga mengakibatkan timbulnya korban pada pekerjanya, membuat peralatan
menjadi cepat aus, mengurangi produksi, dan yang jelas menjadikan biaya
perbaikan relatif lebih mahal dibandingkan biaya pemeliharaan.
Tetapi
di lain pihak ada perusahaan-perusahaan yang terlalu khawatir dengan
kegagalan-kegagalan, sehingga melakukan terlalu banyak kegiatan pemeliharaan.
Hal ini menimbulkan masalah-masalah lain dan terjerumus ke dalam pemeliharaan yang
berbiaya tinggi.
Meskipun
demikian, menghilangkan kegiatan pemeliharaan pencegahan bukanlah jawaban yang
tepat. Sebuah pendekatan Total System diperlukan untuk menentukan kombinasi
dari faktor-faktor tersebut.
Pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance), yaitu suatu kegiatan inspeksi secara
periodic untuk mendeteksi adanya tanda-tanda gangguan yang akan mengakibatkan
breakdown atau stop produksi, penurunan kondisi mesin atau alat-alat
kelengkapannya. Pemeliharaan pencegahan ini dapat dijadikan sebagai system
deteksi terhadap mesin atau alat sebelumnya terjadi gangguan yang akan
mengakibatkan cacatnya hasil produksi serta kerugian lainnya yang ditimbulkan.
Untuk preventive maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan
diantaranya sebagai berikut.
- Inspeksi, yaitu kegiatan
pemeliharaan secara periodic dengan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
mesin dan komponen terkaitnya termasuk didalamnya kegiatan pelumasan dan
penyetelan.
- Lihat, Dengar, dab Rasakan,
yaitu suatu kegiatan pemeliharaan dengan melakukan pemeriksaan kondisi
mesin dan komponen terkaitnya dengan cara penglihatan,perasaan / feeling
dan pendengaran.
- Pemeliharaan jalan, yaitu
kegiatan pemeliharaan yang bisa dilaksanakan tanpa menghentikan proses
produksi atau kerja dari mesin dan peralatannya.
- Penggantian komponen minor,
yaitu kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian sebagian kecil
komponen mesin dan peralatannya.
Pemeliharaan berhenti,
yaitu kegiatan pemeliharaan yang hanya bisa dilaksanakan pada saat peralatan
tidak bekerja atau stop mesin
§ Corrective Maintenance, Pemeliharaan
Korektive adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu
bagian mesin (termasuk penyetelandan reparasi) yang telah terhenti untuk
memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Kegiatan corrective maintenance
sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya:
§ Reparasi
minor, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan-perbaikan kecil pada
suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika
pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara
pemeriksaan,
§ Overhoul,
yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara serentak
atau keseluruhan (juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua
tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi)
§ Predictive Maintenance, Tipe pemeliharan
jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan
menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk
statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada
sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi
kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya.
B. Pemeliharaan
Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance)
Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak
terencana yaitu pemeliharaan darurat atau breakdown/emergency. Dikenal sebagai
jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas pemeliharaan jenis ini adalah
mudah untuk dipahami semua orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan
peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini
tidak bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga
dikenal dengan sebutan unschedule maintenance.
Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai
rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan
cara ‘penggantian’.
Keuntungan
pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan tidak perlu
melakukan perencanaan pemeliharaan.
Kelemahannya
:
a.
Karena tidak
bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu breakdown adalah
pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan mengakibatkan tidak
tercapainya target produksi pada periode ini.
b.
Jika suku cadang untuk perbaikan
ternyata sukar untuk dipenuhi berarti dibutuhkan waktu tambahan untuk
membeli atau memperoleh dengan cara lain suku cadang tersebut.
c.
Karena kegiatan ini sifatnya mendadak,
dalam tugasnya bagian pemeliharaan bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang
akan berakibat :
§ rendahnya
efisiensi dan efektifias pekerja
§ tidak
optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan
§ biaya
relatif lebih besar.
1.3. Jenis
Pelumasan dan Teknik Pelumasan
Pelumas adalah zat kimia,
yang umumnya cairan,
yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi
sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan.
Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.
Pada dasarnya yang menjadi tugas
pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari
kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain
terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang
terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan,
dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas
pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas.
A. Jenis Pelumasan
Sistem pelumasan campur
Pada sistem pelumasan campur ini, banyak digunakan
pada mesin 2 tak pada sepeda motor. Pada sistem pelumasan campur ini pelumas
atau oli samping dicampur dengan bahan bakar di dalam tangki.
Sifat-sifat pada sistem pelumasan campur ini adalah :
1. Oli yang digunakan
selalu baru dikarenakan oli yang tercampur dengan bahan bakar nantinya juga
akan ikut terbakar dan habis.
2. Timbul polusi yang
dari knalpot atau gas buangnya berupa asap putih
3. Pemakaian oli menjadi
lebih boros
4. Kandungan oli atau
pelumas pada campuran bahan bakar dan oli yaitu 2 - 4 % (lebih tepatnya lihat
spesifikasi pabrik)
5. Sistem pelumasan ini
digunakan pada mesin 2 tak
Sistem pelumasan autolube
Pada sistem pelumasan autolube ini juga digunakan pada
mesin 2 tak, prinsipnya sama dengan sistem pelumasan campur, yaitu mencampur
oli samping dengan bahan bakar, tetapi bedanya pencampuran ini tidak dilakukan
langsung pada tangki bahan bakar melainkan oli samping dan bahan bakar nantinya
akan dicampur pada ruang engkol. Pada sistem pelumasan autolube ini, oli
ditempatkan pada wadah tersendiri yang nantinya oli akan masuk ruang engkol
karena dipompa oleh pompa oli.
Sifat-sifat pada sistem pelumasan autolube sama dengan
sistem pelumasan campur yaitu :
1. Oli yang digunakan
selalu baru dikarenakan oli yang tercampur dengan bahan bakar nantinya juga
akan ikut terbakar dan habis.
2. Timbul polusi yang
dari knalpot atau gas buangnya berupa asap putih
3. Pemakaian oli menjadi
lebih boros
4. Kandungan oli atau
pelumas pada campuran bahan bakar dan oli yaitu 2 - 4 % (lebih tepatnya lihat
spesifikasi pabrik)
5. Sistem pelumasan ini
digunakan pada mesin 2 tak
6. Memerlukan wadah untuk
menampung oli samping
Sistem pelumasan percik
Pada sistem pelumasan percik ini, memanfaatkan gerakan
putar dari poros engkol untuk memercikkan oli kebagian-bagian mesin yang
memerlukan pelumasan. Pada sistem pelumasan percik ini, pada bagian poros
engkol dibagian bawahnya menyerupai sendok, sehingga ketika poros engkol
berputar, oli yang berada dikarter akan terbawa dan dipercikkan oleh bagian
poros engkol
Sifat-sifat pada sistem pelumasan percik ini adalah :
1. Penggantian oli atau
pelumas ini dilakukan pada jarak waktu atau jerak tempuh kilometer tertentu.
2. Pelumasan kurang baik
karena hanya bagian-bagian tertentu saja yang dapat dijangkau oleh percikkan
olinya.
Sistem pelumasan tekan
Pada sistem pelumasan tekan ini, pelumas atau oli akan
disirkulasikan ke seluruh bagian mesin oleh pompa oli. Pompa oli pada sistem
pelumasan ini berfungsi untuk memompa atau menekan oli, agar oli dapar
bersirkulasi ke seluruh bagian mesin sehingga semua bagian mesin mendapatkan
pelumasan
Sifat-sifat pada sistem pelumasan tekan ini adalah :
1.
Pelumasannya merata
dan teratur
2.
Sistem pelumasan ini
dapat digunakan pada mesin 4 tak maupun 2 tak
3. Penggantian oli atau
pelumas ini dilakukan pada jarak waktu atau jerak tempuh kilometer tertentu
B.
Teknik Pelumasan
Teknik
pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan
menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukan-permukaan yang
bergesekan. Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada
atau disisipkan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatife agar dapat
mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Teknik pelumasan ini sangat
dibutuhkan dalam suatu industri terutama dalam dunia permesinan yang sangat
banyak terjadinya gesekan antara komponen-komponen mesin dan banyaknya komponen
mesin yang harus dijaga kondisinya agar umur dari suatu komponen mesin tersebut
lebih panjang dalam pemakaiannya. Misalnya dalam gerakan berputar pada bantalan
luncur, poros atau jurnal yang beroksilasi pada bantalan, gabungan dari gerakan
menggelinding atau luncuran pada gigi-gigi roda gigi yang berpasangan, gerakan
luncuran pada piston terhadap silindernya dan yang lain yang kesemuanya itu
memerlukan pelumasan.
Sumber :