TUGAS 2 TEKNIK
PERAWATAN
CONTINOUS VARIABLE TRANSMISSION (CVT)PENDAHULUAN
BAB I
1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merambah kedalam banyak bidang ilmu pengetahuan, tidak terkeciali dalam bidang teknik otomotif. Perkembangan otomotif sekarang ini sangatlah pesat. Kehidupan sekang ini tidak jauh dari transportasi sperti kendaraan motor, mobil dan yang lainnya karena sudah menjadi kebutuhan sebagai alat transportasi dalam mendistribusikan bidang sandang, pangan dan papan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dibidang teknik otomotif, terdapat banyak sistem seperti sistem penggerak, chasis, electrical, pendingin, bahan bakar, pengereman dll. Dalam pengaplikasian ilmu otomotif agar dapat melakukan perawataan pada mesin. mesin beroperasi sesuai kebutuhan manusia akan mengalami penurunan performa dari setiap sistem yang ada dikendaraan tersebut, maka dari itu perlu dilakukan service berkala sesuai dengan kerusakannya.
Salah satu kendaraan yang sekarang sedang banyak di minati masyarakat adalah kendaraan roda dua contohnya sepeda motor dengan transmisi otomatis tidak menggunakan gigi percepatan atau oper gigi untuk menambah kecepatan seperti pada motor bebek atau motor sport. pada sebuah sepeda motor bertrasnmisi otomatis tentu saja memiliki komponen yang berbeda dengan motor bebek atau motor sport. Dan perawatannya pun berbeda. Oleh karna itu di butuhkan pengetahuan khusus seputar motor matik bagi pengguna dan pemilik kendaraan tersebut. salah satu bagian motor matik yang penting dan perlu perhatian khusus adalah bagian Continous Variable Transmission atau biasa di singkat dengan sebutan CVT. CVT itu sendiri adalah sistem penggerak motor transmisi otomatis tanpa perpindahan kecepatan full otomatis sesuai dengan putaran mesin. Sistem ini menggunakan 2 buah pulley ( pulley depan dan pulley belakang) yang di hubungkan dengan karet V-belt sebagai pengganti gigi transmisi.
Cara kerja mesin motor matic atau CVT lebih sederhana dari mesin konvensional atau mesin motor bertransmisi. Semua komponen CVT motor matik ada pada box CVT atau semacam lengan ayun sebelah kiri motor, yang terlihat begitu besar dan berat. Jika CVT tidak dirawat dengan baik, tentu akan menimbulkan masalah, termasuk laju motor kurang bertenaga. Karena itu, perawatan CVT menjadi hal penting, tentunya bagi para pemilik kendaran matik. Bagian-bagian dari CVT harus secara rutin dibersihkan untuk menghilangkan kotoran yang menempel, sehingga performa kendaraan terjaga.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apa penyebab munculnya suara berisik pada CVT sewaktu berjalan.
2. Penyebab kurang bertenaganya laju motor.
3. Mengapa terdapat oli pada bak CVT.
1.3 Batasan Masalah
Terbentuknya batasan masalah yang terjadi karena luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan tugas matakuliah teknik perawatan mesin, dan keterbatasan kemampuan, biaya, waktu dan lain-lain. Maka permasalahan yang dibahas pada penelitian ini meliputi, apa penyebab munculnya suara berisik pada CVT, Penyebab kurang bertenaganya laju motor, Mengapa terdapat oli pada bak CVT.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penilitian ini adalah :
1. Memahami sistem pada CVT motor matik
2. Memahami fungsi dan komponen yang ada pada CVT motor matik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian CVT
Continous Variable Transmission (CVT) adalah sistem penggerak motor transmisi otomatis tanpa perpindahan kecepatan. Sistem ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran mesin. Sistem ini menggunakan 2 buah pulley ( pulley depan dan pulley belakang) yang di hubungkan dengan karet V-belt sebagai pengganti gigi transmisi.
2.2 Fungsi CVT
Teknologi zaman modern memang semakin memudahkan manusia. Kemudahan pengoperasian sepeda motor bertranmisi otomatis pengguna hanya tinggal menarik gas dan rem saja. Semua itu bisa terjadi karna adanya CVT sebagai pengganti system perpindahan gigi. Fungsi dari CVT adalah sistem penggerak motor transmisi otomatis tanpa adanya perpindahan kecepatan. sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan santai.
2.3 Prinsip Kerja CVT
Sistim CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi konventional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Berikut adalah prinsip kerja CVT pada sepeda motor transmisi otomatis :
Tenaga kerja mesin diteruskan oleh drive pulley >>>> V belt >>>> driven pulley >>>> unit kopling centrifugal >>>> roda belakang
1. Saat putaran mesin rendah atau langsam
Saat putaran langsam atau stasioner gaya centrifugal yang terjadi saat sepatu bergesek dari unit kopling centrifugal belum mampu mengalahkan tegangan pegas centrifugal, sepatu gesek tidak mampu memutarkan rumah kopling sehingga kopling centrifugal belum bekerja, tenaga putaran mesin yang sudah diteruskan oleh tranmisi diam pada unit kopling centrifugal sehingga sampai keroda dan sepeda motor tidak berjalan.
2. Saat putaran mesin meninggi atau saat berjalan
Pada saat putara mesin ditambah kurang lebih 3000 rpm, gaya centrifugal yang terjadi pada sepatu bergesek sudah cukup besar. Sepatu kopling akan terlempar keluar dan menempel dengan rumah kopling, pada saat seperti ini kopling centrifugal mulai meneruskan tenaga putaran mesin keroda belakang sehingga sepeda motor mulai berjalan.
Sedangkan gaya centrifugal yang telah diterima roller pemberat pada pulley belum cukup untuk mengalahkan tegangan pegas pada driven pulley. Saat seperti ini menyebabkan driven pulley menyempit yang menghasilkan diameter yang besar, karena panjang sabuk tetap maka drive pulley akan menyesuaikan untuk berada pada posisi melebar, ( diameter kecil ) rasio tranmisi besar sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar.
3. Saat mesin di putaran menengah
Saat putaran mesin menaik hingga kecepatan menengah gaya centrifugal yang diterima roller pemberat pada drive pulley cukup besar sehingga roller terlempar keluar menekan pulley geser pada bagian drive pulley untuk bergerak kearah yang menyempit dan mendorong sabuk kebagian diameter drive pulley yang lebih besar, panjang sabuk tetap sehingga sabuk pada bagian driven pulley ke posisi yang lebih ( diameter mengecil ) keadaan ini pastinya membuat rasio tranmisi mengecil sehingga laju saat kecepatan sepeda motor bertambah.
4. Saat motor membawa beban yang berat atau saat jalan menanjak
Saat kondisi motor membawa beban yang berat berakselarasi dengan cepat atau berjalan menanjak yang dibutuhkan torsi yang besar agar motor dapat terus dengan melaju, kondis yang seperti ini ditemui pada kondisi ini adalah motor sedang melaju dengan kecepatan yang rendah padahal saat ini dibutuhkan torsi yang besar. Biasanya pengendara berusaha meningkatkan torsi yang dihasilkan mesin dengan cara membuka katup lebar-lebar agar putaran mesin naik dan menghasilkan torsi yang besar.
Pada CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan pengaturan putaran mesin, hala ini pastinya akan menjadi kendala secara normal saat putaran mesin dinaikkan maka rasio tranmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan merepotkan karena torsi yang dihasilkan justru berkurang. Karena itu untuk mengatasi kesulitan tersebut CVT dilengkapi dengan suatu perangkat yang biasa disebut sebagai kickdown mechanisme . konstruksi dari kickdown mechanism yang terletak pada bagian driven pulley terdiri atas alur yang dibuat pada pulley geser da nok / torque cam yang ditanamkan pada pulley tetap.
Saat roda belakang memperoleh tahanan jalan yang besar diakibatkan karena sepeda motor sedang membawa beban berat, berakselarasi sangat cepat atau saat jalan menanjak akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian driven pulley. Hal tersebut akan terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan, pada alur pulley tersebut akan terjadi tarikan yang sangat kuat oleh sabuk bagian driven pulley.
Hal ini terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan. Dengan demikian diameter driven pulley akan tetap membesar dan drive pulley akan tetap pada diameter kecil meskipun gaya centrifugal yang diterima roller sangat tinggi pada putaran mesin dinaikkan dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada rasio terbesar agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi sangat besar.
4.4 Komponen – komponen CVT
Komponen-komponen CVT yang penting dan perlu di pelihara atau diperhatikan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Komponen lengkap Pulley Primer
Gambar 2.2 Komponen lengkap Pulley Sekunder
A. Komponen lengkap pulley Primer
• Slider
Gambar 2.1 Slider
Fungsi : Meredam gesekan dan getaran antara cam dan primary sliding sheave
Cara kerja : Ketika pulley primer berputar, slider yang terbuat dari material non logam akan meredam getara yang terjadi akibat adanya tumbukan dan gesekan antara cam dan primary sliding sheave
• Cam
Gambar 2.2 Cam
Fungsi : Tumpuan Weight/pemberat, meneruskan putaran dari poros engkol ke primary sliding sheave
Cara kerja : cam akan menumpu weight ketika weight terlempar karena adanya gaya centrifugal
• Weight (Roller)
Gambar 2.3 Weight (Roller)
Fungsi : Menggerakkan/mendorong primary sliding sheave ketika putaran menengah-tinggi
Cara kerja : Ketika puli primer berputar, weight akan mengalami gaya centrifugal sehingga weight akan terlempar dan bergerak menjauhi titik pusat (poros engkol). Gerakan weight menjauhi titik pusat mengakibatkan puli menyempit dan diameter v-belt pada puli primer akan bertambah besar
• Primary sliding sheave (Rumah Roller)
Gambar 2.4 Primary sliding sheave (Rumah roller)
Fungsi : Sebagai tumpuan V-belt, primary sliding sheave dapat bergerak maju dan mundur berdasarkan kecepatan putaran mesin
Cara kerja : ketika putaran lambat, primary sliding sheave tetap (tidak bergerak maju). Pada putaran menengah-tinggi weight terlempar, sehingga mendorong primary sliding sheave bergerak maju/menyempit. Ketika putaran mesin menurun, gaya centrifugal weigh akan menurun dan primery sliding sheave akan mundur akibat tertarik secondary sheave melalui perantara v-belt.
• collar
Gambar 2.5 collar
Fungsi : Bantalan geser primary sliding sheave
• Primary fixed sheave
Gambar 2.5 Primary Fixed Sheave
Fungsi : sebagai tumpuan v-belt, pada sisi luarnya terdapat sudu-sudu yang berfungsi untuk mendinginkan seluruh komponen cvt
Cara kerja : ketika puli primer berputar, sudu-sudu pada puli primer akan mengalirkan udara dar luar cvt
• Kopling satu arah
Gambar 2.6 kopling satu arah
Fungsi : Meneruskan putaran dari gear kick starter menuju poros engkol
Cara kerja : Ketika kick starter diinjak, gear kick starter akan berputar dan bergerak maju dan menggerakkan poros engkol
• V-belt
Gambar 2.7 V-Belt
Fungsi : Meneruskan putaran dari puli primer menuju puli sekunder
• Secondary fixed sheave
Gambar 2.8 Secondary fixed sheave
Fungsi : Tumpuan v-belt
Cara kerja : jika v-belt bergerak maka secondary fixed sheave akan tertarik/ikut berputar
• Secondary sliding sheave
Gambar 2.9 Secondary sliding sheave
Fungsi : tumpuan v-belt, secondary sliding sheave dapat bergerak maju(mengembang) dan mundur(menyempit)
Cara kerja : pada putaran lambat secondary sliding sheave tetap(tidak bergerak maju), ketika pada putaran menengah dan tinggi secondary sliding sheave akan mengembang karena tertarik puli primer melalui perantara v-belt. Pada saat decelerasi v-belt akan menyempit kembali karena tertekan oleh pegas pengembali
• Pegas Pengembali
Gambar 2.10 Pegas pengembali
Fungsi : Mengembalikan secondary sliding sheave pada posisi semula
Cara kerja : Pegas pengembali mendorong secondary sliding sheave ketika decelerasi
• Torque cam
Gambar 2.11 Torque cam
Fungsi : Menaikkan torsi roda belakang ketika kendaraan mendaki dan akselerasi spontan
Cara kerja : Besarnya beban yang dialami roda belakang mengakibatkan puli sekunder menyempit dan diameter v-belt membesar.
• Clutch housing (mangkok kampas ganda)
Gambar 2.12 clutch housing (mangkok kampas ganda)
Fungsi : Meneruskan putaran kopling menuju poros gigi reduksi
Cara kerja : ketika kopling mengembang, kanvas kopling akan ikut berputar
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Flowchart Perawatan CVT
Gambar 3.1 flowchart Sistem Pendingin Radiator
3.2 Proses Perawatan Sistem Pendingin Radiator
3.2.1 Alat dan Bahan
Pada penelitian ini bahan yang diperlukan seluruh komponen dari CVT pada motor bertransmisi otomatis. Alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Kunci 8 T / shock.
2. Kompresor dan bensin.
3. Sikat kecil (sikat gigi yang tidak terpakai).
4. Kunci mur kopling matic 39 - 41.
5. Kunci 19 ring / shock.
6. Kunci 22 ring / shock.
7. Kunci penahan pulley
8. 1 unit Motor Honda Vario 110cc
Pada penelitian ini perawatan CVT yang akan dilakukan di motor Honda Vario 110cc. Vario 110cc merupakan tipe motor yang di produksi oleh pabrikan otomotif asal jepang yang sudah tidak asing lagi di dunia otomotif Indonesia.
3.2.2 Pengecekan Komponen CVT
1. Membuka Cover atau Bak CVT
Langkah pertama adalah membuka cover atau bak cvt dengan kunci T / shock ukuran 8.
Gambar 3.2 posisi cover / bak cvt sudah terbuka
2. Membuka mur pada pulley primer (pulley depan)
Pada langkah ini untuk membuka mur pengunci pulley primer cukup memggunakan kunci ring atau shock ukuran 22 dan di bantu dengan mengganjal pulley primer di bagian belakang dengan baut panjang atau baut pengunci bak cvt, lakukan perlahan untuk mencegah patahnya sirip pada pulley ataupun diding belakang bagian cvt yang di gunakan sebagai tumpuan pengganjal.
3. Lepaskan pulley tetap dan pulley sliding (rumah roller) beserta cam
Tahap selanjutnya adalah melepas kan komponen pulley primer seperti pulley tetap, coller, rumah roller, roller, cam, dan slider. Tempatkan dalam 1 wadah untuk mencegah terjadinya kehilangan komponen dan mempermudah untuk membersihkan komponennya.
Gambar 3.4 Ring dibelakang mur pengunci pulley primer
Gambar 3.5 posisi pulley tetap sudah terbuka
Gambar 3.6 Ring di balik pulley tetap
Gambar 3.7 Rumah roller, cam, slider
Gambar 3.8 posisi cam terpisah dengan rumah roller dan rollernya terlihat ada di bagian dalam rumah roller
4. Membuka pulley sekunder
Langkah selanjutnya adalah membuka pulley sekunder dengan menggunakan kunci ring atau shock ukuran 19 di bantu dengan alat penahan pulley sekunder yang di kaitkan pada mangkok kampas ganda dan di tumpukan pada lantai.
Gambar 3.9 posisi saat ingin membuka baut pengunci pulley sekunder
Setelah terbuka mur pengunci pulley sekunder lepas mangkok kampas gandanya maka akan terlihat di belakang mangkok kampas ganda ada kampas ganda, yang masih terkunci dengan komponen lainnya.
Gambar 3.9 posisi kangkok kampas ganda sudah terbuka
5. Membuka mur pengunci kampas ganda
Untuk membuka mur pengunci kopling matik atau kampas ganda cukup menggunakan Kunci mur kopling matic 39 – 41 dengan di bantu dengan alat penahan pulley sekunder.
Gambar 3.10 posisi saat membuka mur pengunci gampas ganda.
Gambar 3.11 posisi komponen pulley sekunder telah terpisah
6. Pengecekan komponen-komponen CVT
Setelah terlepas semua cek masing masing komponen CVT seperti vbelt di cek secara visual apa sudah pecah pecah/ getas, roller di cek secara visual dan di raba apakah sudah tidak lingkaran lagi (peang), per CVT dan per sentrifugal di cek dengan cara di tekan atau di Tarik. Masih kaku atau tidak. Jika semua komponen tersebut sudah di cek dan ada yang harus di ganti maka segeralah kunjungi bengkel terdekat untuk membeli komponen tersebut.
7. Pembersihan komponen – komponen CVT
Setelah terlepas semua tuangkan bensin kedalam sebuah wadah untuk membersihkan komponen komponen CVT. Gunakan sikat gigi bekas lalu bersihkan bak CVT dengan menuangkan sedikit bensin lalu sikat hingga bersih setelah itu lakukan hal yang sama pada dinding cvt, mangkok kampas ganda, rumah roller, roller, cam dan pulley tetap.
8. Perakitan atau pemasangan kembali komponen CVT
Setelah semuanya sudah di periksa secara visual dan di bersihkan, langkah selanjutnya adalah pemasangan atau perakitan kembali seluruh komponen komponen CVT. Cukup dengan mengulang tahapan yang sudah di terapkan saat membuka atau membongkar tadi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis dapat menguraikan beberapa kesimpulan, untuk menjaga komponen CVT agar tahan lama dan menjaga kinerja CVT agar tetap pada titik Prima cukup mudah. Hanya dengan rutin membongkar atau membersihkan komponen CVT setiap 2 bulan sekali untuk pengecekan komponen ada yg haus atau hanya sekedar pembersihan rutin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar