LIMBAH DARI INDUSTRI BAKERY YANG MASIH MEMILIKI NILAI EKONOMIS.
Seperti yang kita ketahui roti atau kue yang sering anda santap di waktu sarapan atau hanya sebagai camilan pendamping minum teh ini memang sudah tidak asing di telinga masyarakat indonesia. Banyak varian rasa, bentuk, jenis, bahkan di berbagai daerah di indonesia pun banyak jenisnya seperti roti unyil, bolu surabaya, kue bika ambon. Tapi tahukah anda di balik semua cita rasa roti dan kue yang pernah anda coba rasakan ada proses yang cukup panjang dalam proses produksi dari tahap pertama pemilihan bahan baku yg berkualitas, proses pengadonan, proses pemanggangan dan masih banyak lagi. Tapi harus mendapat perhatian lebih yaitu limbah produksi, Industri bakery sudah di pastikan dapat menghasilkan banyak limbah padat. nah, dan tidak semua limbah itu di buang dan tidak dapat di perjual belikan. Inilah berbagai contoh limbah yang masih memiliki nilai ekonomis bagi warga sekitar Industri bakery:
1. Limbah produksi seperti sisa cake dan tart dapat di olah kembali menjadi adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan di dalam pendingin sudah menjadi tart dengan variasi baru
2. limbah putih telur, dapat digunakan untuk membuat beraneka macam brownis dan cake oleh warga sekitar dan bisa di jual kembali.
3. limbah roti di jual pada warga sekitar untuk digunakan sebagai pakan ternak. Karena sejatinya Limbah padat industri bakery (roti) merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandungkarbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi.
4. Limbah Kacang-kacangan, serealia, biji-bijian dan lain lain bisa di jadika sebagai olahan pakan penguat atau konsentrat yang terbentuk sebagai tepung. Pakan yg mudah di cerna karena pakan penguat atau konsentrat terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi (Karbohidrat)
5. Limbah industri bakery selanjutnya yang masih memiliki nilai ekonomis adalah cangkang telur. Cangkang telur di kumpulkan dan di jual ke warga sekitar atau pengepul untuk di jadikan salah satu bahan kerajinan tangan seperti lukisan dengan kanvas atau lukisan pada botol kaca yang bisa di jual kembali dengan harga jual yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar