Senin, 26 Maret 2018


TUGAS SOFTSKILL
TEKNIK PERAWATAN MESIN




Disusun Oleh :
Nama          : Septian Firly Khadafi
NPM          :  26415479
Kelas          :  3IC08






JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018



PERAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA MESIN DALAM SUATU INDUSTRI
1.1.  Pengertian Perawatan
Pengertian Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan.
Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan yang dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai.
1.2.  Peran Perawatan dan Perbaikan dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
A. Peran perawatan dalam suatu perusahaan industri :
1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalamkeadaan siap pakai secara optimal.
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembalimodal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yangbesar.
B. Siapa yang berkepentingan dengan bagian perawatan? :
1. Penanam modal (investor).
2. Manager.
3. Karyawan perusahaan yang bersangkutan.
C. Bagi investor perawatan penting karena:
1. Dapat melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik yang berupabangunan gedung maupun peralatan produksi.
2. Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan berumurpanjang.
3. Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.
4. Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
5. Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan mengembangkan data-data operasi yang berguna untuk membantu menentukan anggaran biayadimasa yang akan datang.
D. Bagi para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu :
1. Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.
2. Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan.
3. Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.
4. Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.
5. Memelihara instalasi secara aman.
6. Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
7. Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material.
8. Memperbaiki komunikasi teknik.
9. Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang.
10. Mengukur hasil kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakanyang akan datang.
1.3. Klasifikasi dan Jenis Perawatan
A. Pemeliharaan Terencana (Scheduled Maintenance)
      Pemeliharaan Terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yng telah ditentukan
Pemeliharaan Terencana terdiri dari Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) , Pemeliharaan Korektif  (Corrective Maintenance) dan Predictive Maintenance.
§  Preventive Maintenance
Preventive Maintenance (PM) adalah deteksi dan tindakan secara cepat pada ketidaknormalan peralatan sebelum mengakibatkan kerusakan atau kerugian. Dua aktivitas dasar pada PM adalah:
1. Pengecekan berkala pada peralatan.
2. Perbaikan secara terencana pada kerusakan
      Preventive Maintenance adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, melalui pemeriksaan, deteksi dan pencegahan kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown). Lalu mengapa semua peralatan (mesin) tidak dijalankan atau dioperasikan saja sampai rusak ? kemudian baru diperbaiki. Jawabnya adalah bahwa kerusakan itu dapat terjadi kapan saja (unpredictable) bisa saja terjadi pada waktu yang sangat tidak menguntungkan, mungkin juga mengakibatkan timbulnya korban pada pekerjanya, membuat peralatan menjadi cepat aus, mengurangi produksi, dan yang jelas menjadikan biaya perbaikan relatif lebih mahal dibandingkan biaya pemeliharaan.
Tetapi di lain pihak ada perusahaan-perusahaan yang terlalu khawatir dengan kegagalan-kegagalan, sehingga melakukan terlalu banyak kegiatan pemeliharaan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah lain dan terjerumus ke dalam pemeliharaan yang berbiaya tinggi.
Meskipun demikian, menghilangkan kegiatan pemeliharaan pencegahan bukanlah jawaban yang tepat. Sebuah pendekatan Total System diperlukan untuk menentukan kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), yaitu suatu kegiatan inspeksi secara periodic untuk mendeteksi adanya tanda-tanda gangguan yang akan mengakibatkan breakdown atau stop produksi, penurunan kondisi mesin atau alat-alat kelengkapannya. Pemeliharaan pencegahan ini dapat dijadikan sebagai system deteksi terhadap mesin atau alat sebelumnya terjadi gangguan yang akan mengakibatkan cacatnya hasil produksi serta kerugian lainnya yang ditimbulkan. Untuk preventive maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan diantaranya sebagai berikut.
  1. Inspeksi, yaitu kegiatan pemeliharaan secara periodic dengan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi mesin dan komponen terkaitnya termasuk didalamnya kegiatan pelumasan dan penyetelan.
  2. Lihat, Dengar, dab Rasakan, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan dengan melakukan pemeriksaan kondisi mesin dan komponen terkaitnya dengan cara penglihatan,perasaan / feeling dan pendengaran.
  3. Pemeliharaan jalan, yaitu kegiatan pemeliharaan yang bisa dilaksanakan tanpa menghentikan proses produksi atau kerja dari mesin dan peralatannya.
  4. Penggantian komponen minor, yaitu kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian sebagian kecil komponen mesin dan peralatannya.
Pemeliharaan berhenti, yaitu kegiatan pemeliharaan yang hanya bisa dilaksanakan pada saat peralatan tidak bekerja atau stop mesin
§  Corrective Maintenance, Pemeliharaan Korektive  adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian mesin (termasuk penyetelandan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Kegiatan corrective maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya:
§  Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan-perbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan,
§  Overhoul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara serentak atau keseluruhan (juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi)
§  Predictive Maintenance, Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya.

B.     Pemeliharaan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance)
      Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat atau breakdown/emergency. Dikenal sebagai jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unschedule maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan cara ‘penggantian’.
Keuntungan pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan tidak perlu melakukan perencanaan pemeliharaan.
Kelemahannya :
a.       Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini.
b.      Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti  dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain suku cadang tersebut.
c.       Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat :
§  rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja
§  tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan
§  biaya relatif lebih besar.

1.3.  Jenis Pelumasan dan Teknik Pelumasan
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas.
A.       Jenis Pelumasan
Sistem pelumasan campur
Pada sistem pelumasan campur ini, banyak digunakan pada mesin 2 tak pada sepeda motor. Pada sistem pelumasan campur ini pelumas atau oli samping dicampur dengan bahan bakar di dalam tangki.
Sifat-sifat pada sistem pelumasan campur ini adalah :
1.             Oli yang digunakan selalu baru dikarenakan oli yang tercampur dengan bahan bakar nantinya juga akan ikut terbakar dan habis.
2.            Timbul polusi yang dari knalpot atau gas buangnya berupa asap putih
3.             Pemakaian oli menjadi lebih boros
4.            Kandungan oli atau pelumas pada campuran bahan bakar dan oli yaitu 2 - 4 % (lebih tepatnya lihat spesifikasi pabrik)
5.             Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak

Sistem pelumasan autolube
Pada sistem pelumasan autolube ini juga digunakan pada mesin 2 tak, prinsipnya sama dengan sistem pelumasan campur, yaitu mencampur oli samping dengan bahan bakar, tetapi bedanya pencampuran ini tidak dilakukan langsung pada tangki bahan bakar melainkan oli samping dan bahan bakar nantinya akan dicampur pada ruang engkol. Pada sistem pelumasan autolube ini, oli ditempatkan pada wadah tersendiri yang nantinya oli akan masuk ruang engkol karena dipompa oleh pompa oli.
Sifat-sifat pada sistem pelumasan autolube sama dengan sistem pelumasan campur yaitu :
1.           Oli yang digunakan selalu baru dikarenakan oli yang tercampur dengan bahan bakar nantinya juga akan ikut terbakar dan habis.
2.            Timbul polusi yang dari knalpot atau gas buangnya berupa asap putih
3.            Pemakaian oli menjadi lebih boros
4.           Kandungan oli atau pelumas pada campuran bahan bakar dan oli yaitu 2 - 4 % (lebih tepatnya lihat spesifikasi pabrik)
5.             Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak
6.             Memerlukan wadah untuk menampung oli samping

Sistem pelumasan percik
Pada sistem pelumasan percik ini, memanfaatkan gerakan putar dari poros engkol untuk memercikkan oli kebagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Pada sistem pelumasan percik ini, pada bagian poros engkol dibagian bawahnya menyerupai sendok, sehingga ketika poros engkol berputar, oli yang berada dikarter akan terbawa dan dipercikkan oleh bagian poros engkol
Sifat-sifat pada sistem pelumasan percik ini adalah :
1.       Penggantian oli atau pelumas ini dilakukan pada jarak waktu atau jerak tempuh kilometer tertentu.
2.        Pelumasan kurang baik karena hanya bagian-bagian tertentu saja yang dapat dijangkau oleh percikkan olinya.

Sistem pelumasan tekan
Pada sistem pelumasan tekan ini, pelumas atau oli akan disirkulasikan ke seluruh bagian mesin oleh pompa oli. Pompa oli pada sistem pelumasan ini berfungsi untuk memompa atau menekan oli, agar oli dapar bersirkulasi ke seluruh bagian mesin sehingga semua bagian mesin mendapatkan pelumasan
Sifat-sifat pada sistem pelumasan tekan ini adalah :
1.                  Pelumasannya merata dan teratur
2.                  Sistem pelumasan ini dapat digunakan pada mesin 4 tak maupun 2 tak
3.          Penggantian oli atau pelumas ini dilakukan pada jarak waktu atau jerak tempuh kilometer tertentu

B.           Teknik Pelumasan
Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukan-permukaan yang bergesekan. Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipkan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatife agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Teknik pelumasan ini sangat dibutuhkan dalam suatu industri terutama dalam dunia permesinan yang sangat banyak terjadinya gesekan antara komponen-komponen mesin dan banyaknya komponen mesin yang harus dijaga kondisinya agar umur dari suatu komponen mesin tersebut lebih panjang dalam pemakaiannya. Misalnya dalam gerakan berputar pada bantalan luncur, poros atau jurnal yang beroksilasi pada bantalan, gabungan dari gerakan menggelinding atau luncuran pada gigi-gigi roda gigi yang berpasangan, gerakan luncuran pada piston terhadap silindernya dan yang lain yang kesemuanya itu memerlukan pelumasan.

Sumber :